Monday 24 June 2013

Harga dari Sebuah Desain Kemasan

Mungkin banyak yang masih mempertanyakan mengapa disain kemasan yang dihasilkan oleh rumah desain kemasan harganya bisa sangat mahal bila bisa mencapai puluhan juta rupiah bila dibandingkkan dengan desain yang dibuat oleh disainer grafis atau percetakan biasa yang hanya mengenakan tarif ratusan ribu saja ataupun desain yang dibuat oleh desainer amatir kelas mahasiswa yang mungkin hanya bekisarpuluhan ribu rupiah saja. mengapa pula korporat-korporat besar bersedia mengeluarkan uang jutaan bahkan puluhan juta rupiah hanya untuk merancang bungkus barang dagangan mereka.

Itu karena mendesain kemasan bukan sekedar menggambar bungkus produk dengan bagus saja. Desain kemasan adalah serangkaian proses panjang yang melibatkan berbagai riset dan analisis dari berbagai sudut bidang ilmu. Sehingga tujuan dari desin kemasan itu sendiri benar-benar mampu dicapai.

Proses disain kemasan  pada rumah desain kemasan biasanya diawali  dengan melihat kondisi pasar dengan mengumpulkan berbagai informasi yang komprehensif mengenai informasi latar belakang tentang perusahaan dan merek, sifat dan ruang lingkup kepribadian produk, riset mengenai tren dan kompetisi pasar, target pasar,jadwal waktu, anggaran dan isu biaya, isu produksi dan keterbatasan, isu-isu peraturan serta kebijakan terhadap lingkungan. Dan  menetapkan tujuan strategis pemasaran. Ada berbagai pihak yang terlibat dan berkepentingan dalam menciptakan sebuah kemasan seperti; tenaga pemasaran, Penelitian dan pengembangan, insinyur struktur, bagian produksi, bagian pembelian material, bagian operasi dan agen periklanan.

Menurut marianne rosner dalam bukunya menyebutkan bahwa ada 4 fase dalam desain kemasan.

Fase 1: Riset dan Analisis
Fase ini dilakukan setelah pemasaran awal didefenisiksan. Dalam fase ini  yang dilakukan adalah.

Analisis ketegori, apakah kekuatan dan kelemahan dari keseluruhan aktifitas kompetisi.

Analisis produk, bagaimana produk berfungsi, fungsi primer dan sekunder, kehandalanya, aksesibilitasnya, pemakaian material, desain ergonomis, pengunaan ruang rak, serta dampak lingkungan.

Nama Merek, nama merek mengawali hubungan antara merek dengan target konsumen.

Penciptaan Nama,  bagaimana nama dapat membangkitkan respon positif konsumen dengan mengkombinasikan kata-kata dan huruf untuk menghasilkan kata baru.

Referensi Visual, untuk membangkitkan inspirasi desain

Papan konsep.

Fase 2: Desain Awal

Memulai suatu Strategi Desain

Sesi Brainstorming, untuk menghasilkan sejumlah besar ide.

Konsep dan Strategi, sebuah konsep adalah ide utama suatu desain untuk untuk mengkonmunikasikan suatu strategi desain secara visual.

Membuat Sketsa Hitam Putih

Pengembangan Logo

Pengembangan Sketsa Singkat

Tata Letak Awal


Hierarki Visual, bagaimana membaca desain kemasan.

Kajian Desain dan Presentasi, dimana konsep awal ditampilkan, dikritik, dan dikaji berdasarkan tujuan pemasaran strategis. Tata letak awal diperbaiki, dikombinasikan, atau dibuang dan menyisakan satu tata letak  yang paling baik untuk dibawa ke fase pengembangan desain berikutnya.

Fase 3: Pengembangan Desain
Eksplorasi pada fase kedua dipersempit menjadi arah strategis yang berlanjut ke fase ini. Sejumlah arah kreatif dikembangkan dengan konsep akan lebih diperbaiki.
Pada proses ini pemakaian fotografi atau ilustrasi ditetapkan. Semua teks dan grafis pada panel display utama diperbaiki lebih jauh, desain untuk bagian lainya(atas, bawah dan belakang) dikembangkan. Penempatan dan tata letak awal informasi berat bersih, nilai gizi, komposisi, peringatan dan arahan ditetapkan pada tahap ini.

Model tiga dimensi atau prototipe yang memberikan representasi realistis cetakan akhir desain kemasan.
Riset konsumen dalam fase ini dapat membantu  memperkirakan nilai elemen-elemen desain dan bagaimana andil elemen-elemen desain itu terhadap ekuitas merek. Tujuan riset pada fase ketiga adalah untuk:
•    Mengobservasi kekuatan dan kelemahan dalam kompetisi
•    Mengeksplorasi inspirasi baru dan pendekatan baru untuk konsep desain
•    Mempelajari respon konsumen.

Fase 4: Perbaikan Desain Akhir
Setiap elemen desain dalam konsep desain akhir yang terpilih mengalami proses perbaikan dalam fase desain yang terakhir ini. Fase keempat biasanya berakhir dengan persetujuan klien terhadap model tiga dimensi akhir.

Fase 5: Pra-produksi dan Mekenika Digital
Desainer bertanggungjawab  untuk menyiapkan file produksi akhir dan melakukan pemeriksaan cetakan pertama serta mengawasi proses percetakan pertama tersebut. Setelah pemeriksaan percetakan disetujui barulah pekerjaan selesai.

0 comments:

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com